Berkaitan dengan faktor kepribadian, dokter yang
merawat penderita Bulimia sering melihat penderita tidak memiliki rasa identitas dan percaya diri. Sesuai dengan hal tersebut,
depresi tampaknya relatif sering ditemukan pada penderita bulimia. Penderita mungkin menggunakan makanan untuk memuaskan perasaan kosong dalam diri mereka.
Dalam faktor biologis dalam bulimia juga ditemukan
adanya keterkaitan antara bulimia dan depresi. Suatu gangguan kimiawi tertentu yang mendasari depresi mungkin pula menjadi
dasar beberapa kasus bulimia. Contohnya, defisit neurotransmitter serotonin mungkin berada di belakang depresi dan bulimia.
Dalam faktor sosial, gangguan ini sering diduga
sebagai penekanan yang berlebihan kultur masyarakat sekarang terhadap wanita yang lebih kurus. Sebagian wanita penderita bulimia
sangat eksplisit bahwa gangguan mereka merupakan cara untuk memecahkan masalah bagaimana makan banyak makanan berkalori tinggi
tetapi tetap ramping.
Ada tiga kualifikasi tentang dugaan penyebab gangguan tersebut :
- Hanya
ada sedikit bukti kuat untuk semua kemungkinan penyabab Bulimia.
- Tampaknya
tidak mungkin bahwa hanya terdapat satu penyebab Bulimia.
- Walaupun
sedikit yang kita ketahui tentang penyebab gangguan makan tersebut, tetapi untuk gangguan tersebut telah dikembangkan.
Pengobatan Bulimia membutuhkan beberapa jenis terapi. Psikoterapi tradisional dapat membantu mengatasi
masalah kepribadian. Program modifikasi perilaku sangat berguna dalam membantu penderita untuk mengendalikan kebiasaan makan
mereka.
|